“Pers dan Misteri Vina: Sorotan Pasca-Film”
Oleh : Imma Fatul Hasnah
film “Vina : Sebelum 7 Hari” tayang di bioskop (Sumber) |
Setelah dilakukan pengembangan, polisi akhirnya berhasil menangkap dan mengamankan 8 orang pelaku pada Rabu (31/8/2016). Saat itu, 7 pelaku yang terdiri, dari J (23), S (19), ES (23), HS (23), ER (27), S (20), A (23) diduga melakukan pemukulan terhadap korban dan melakukan pemerkosaan, serta A (15) melakukan pemukulan. Sayangnya, para pelaku berhasil memepet korban dengan memukul bambu hingga akhirnya jatuh di jembatan layang. Sementara rekan rekannya berhasil melarikan diri. Para pelaku kemudian membawa korban Rizky ke TKP awal dan lantas melakukan pengeroyokan serta penganiayaan. Sementara itu, Vina diperkosa secara bergiliran oleh para pelaku. Setelah kedua korban meninggal dunia, para pelaku membuang korban ke jalan layang dengan dikondisikan seolah merupakan korban kecelakaan.
Dengan di beritakannya kembali kasus pembunuhan vina ini mengungkapkan beberapa fakta-fakta baru yang janggal di tahun 2016.
1. Polisi ungkap kendala penangkapan korban
Meskipun sudah merilis 3 nama pelaku yang menjadi buronan, polisi belum bisa memastikan nama-nama tersebut asli atau palsu. Kepala Bidang (Kabid) Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast menyampaikan, salah satu kendala pencarian tiga buron itu lantaran identitas pelaku yang belum diketahui. "Sejak 2016, saksi yang diperiksa polisi tidak mengetahui identitas asli tiga buron ini. Termasuk delapan orang rekan pelaku yang telah ditangkap dan divonis penjara," ujar dia, dilansir dari Kompas.com, Jumat (17/5/2024).
Jules membantah bahwa polisi menyembunyikan identitas ketiga pelaku itu. Dia juga menampik bahwa salah satu buron merupakan kerabat polisi. Sebanyak 8 tersangka lainnya sudah diringkus polisi. Tujuh pelaku bahkan telah diadili di pengadilan dan dihukum penjara seumur hidup. Sedangkan satu pelaku lainnya masih di bawah umur sehingga saat itu dihukum 8 tahun penjara. Delapan terpidana itu adalah Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, dan Saka Tatal.
2. Salah satu korban adalah anak polisi
Korban Muhammad Rizky atau Eki (16), pacar Vina yang dibunuh geng motor di Cirebon, adalah anak seorang polisi, Iptu Rudiana. Iptu Rudiana melalui unggahan di akun Instagram @rudianabison menyampaikan bahwa selama ini dirinya tidak tinggal diam. "Eki adalah anak kandung kami, yang mana menjadi korban daripada kelompok-kelompok yang kejam," kata dia dalam video tersebut, dilansir dari Kompas.com, Jumat (17/5/2024).
Selama 8 tahun, Rudiana yang aktif menjabat sebagai Kapolsek Kapetakan Polres Cirebon Kota tersebut mengaku terus bekerja sama dengan Polda Jabar untuk menangkap 3 buron. Beberapa kami amankan, kata dia, dan sisanya sedang kami perjuangkan untuk dilakukan pengungkapan. Rudiana memohon kepada masyarakat agar tidak memperburuk keadaan dengan asumsi-asumsi yang justru melukai perasaan keluarga.
3. Tersangka cabut BAP
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Surawan menyatakan, delapan tersangka sempat mencabut sendiri keterangannya saat berkas pelimpahan dan pemeriksaan di Polda Jabar. Pencabutan BAP oleh para tersangka itu juga menjadi kendala penangkapan 3 pelaku yang menjadi buron. "Pada saat para tersangka dulu di-BAP ulang di Polda Jabar, mereka mencabut semua keterangannya. Itulah yang menjadi kendala buat kami dalam mengungkap tiga orang yang diduga sebagai pelaku yang saat ini masih berada di luar," ujarnya, dilansir dari KompasTV. Belum diketahui alasan tersangka mencabut BAP-nya. Rencananya, polisi kembali memeriksa delapan pelaku pembunuhan Vina untuk mengetahui alasan pencabutan BAP tersebut, terutama dugaan intervensi dari pihak luar yang membuat pelaku mencabut keterangannya.
4. Alasan tersangka mencabut BAP
Kuasa hukum terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki, Jogi Nainggolan membeberkan alasan mengapa para tersangka mencabut BAP. Diketahui, Jogi mendampingi lima terpidana Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhan dari persidangan hingga vonis dijatuhkan. Menurut Jodi, kliennya mencabut BAP karena terintimidasi secara fisik, seperti yang fotonya sempat beredar di media sosial. Dia mengonfirmasi kebenaran foto yang menampakkan kondisi kliennya babak belur dan tersebar di media sosial setelah menjalani pemeriksaan tersebut. "Saat BAP-lah, klien kami mendapatkan tekanan atau perlakuan fisik, seperti foto-foto yang tersebar di media sosial," kata dia, dikutip dari KompasTV. Ia menyampaikan, pada saat proses BAP, kliennya sama sekali tidak didampingi kuasa hukum atau pengacara. "Keterangan yang disampaikan mereka di BAP di Polres Cirebon Kota itu penuh tekanan, karena saat itu tidak didampingi lawyer,” terangnya. Oleh karena itu, Jogi mengungkapkan para kliennya langsung mencabut BAP ketika kasus pembunuhan Vina kemudian diambil alih oleh Polda Jabar.
5. POLDA Metro Jaya turun tangan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat (Jabar) untuk ikut memburu tiga pelaku pembunuhan Vina yang masih menjadi buron. "Jadi pada prinsipnya Polda Metro Jaya membantu mencari tersangka berdasarkan DPO (daftar pencarian orang) yang sudah diterima oleh Polda Metro Jaya," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Jumat (17/5/2024). Ia memastikan, Polda Metro Jaya siap untuk dimintai bantuan oleh Polda maupun Polres lain, termasuk Polda Jabar. Polda Metro Jaya juga siap untuk mencari atau menangkap 3 pelaku pembunuhan Vina yang masih menjadi buron. "Jadi ketika Polda Metro Jaya, Polres jajaran menerima surat permohonan bantuan pencarian tersangka dengan dasar DPO dari Polda lain, dari Polres lain di luar wilayah hukum Polda Metro Jaya, Polda Metro Jaya siap membantu," tandasnya.
Kronologi penyebab Vina di bunuh :
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus, pada Kamis (1/9/2016) menerangkan bahwa Vina dan RR dibunuh oleh geng motor bernama Moonraker. Yusri menjelaskan, mulanya Vina dan Eki melintas di depan SMP 11 Kali Tanjung bersama dengan sejumlah teman-temannya menggunakan sepeda motor. Pada saat itu, Vina dibonceng Eki. Kemudian, geng motor Moonraker melempari Vina dan Eki serta teman-temannya itu dengan batu.
Aksi kejar-kejaran dengan sepeda motor tidak bisa terelakkan, teman-teman Vina dan Eki berhasil lolos dari kejaran dan melarikan diri. Sementara Vina dan Eki yang dipepet oleh para pelaku tidak bisa melepaskan diri. Selanjutnya, Eki dan Vina dipukul menggunakan bambu hingga jatuh ke aspal di jalan layang Kepongpongan Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon "Setelah dipepet, korban dipukul pakai bambu hingga jatuh di fly over Kepongpongan Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, sementara rekan korban yang lainnya itu kabur," kata Yusri kepada detik.com.
Perbuatan kejam pelaku tidak sampai di situ, korban yang telah tersungkur itu mereka bawa ke tempat sepi dan gelap, berlokasi di depan SMP 11 Kali Tanjung. Di situlah Vina diperkosa secara bergilir dan dianiaya, Eki juga dianiaya hingga keduanya meninggal dunia. "Setelah jatuh mereka dibawa ke tempat gelap. Mereka dianiaya, yang pria dikeroyok ada yang menggunakan batu untuk dipukul ke badannya terus mendapatkan luka bacok di bagian belakang, dan yang wanita diperkosa lalu dianiaya sampai tewas,"ujar Kapolresta Cirebon, AKBP Indra Jafar di Mapolda Jabar, Jumat (2/9/2016).
Setelah korban kehilangan nyawa, pelaku lalu kembali membawa jasad korban ke jalan layang tempat mereka pertama kali mencegat korban. Mereka mengatur siasat supaya korban terlihat seakan-akan merupakan korban kecelakaan lalu lintas. "Jadi untuk mengelabui para petugas mereka membuang dua korban di TKP awal di Jembatan Fly Over Kepongpongan. Jadi seolah-olah mereka korban laka lantas," lanjut Yusri.
(END/IMMA)
Referensi :
Kronologi Kejadian Asli Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Difilmkan
5 Fakta Baru Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon, Polisi Ungkap Kendala Penangkapan Pelaku
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan
Penyebab Vina Cirebon Dibunuh Menurut Isi Dakwaan Pelaku
Komentar
Posting Komentar